cover
Contact Name
Thomas S. Iswahyudi
Contact Email
tom_wahyudi@staff.ubaya.ac.id
Phone
+6231-2981344
Journal Mail Official
rahmanfibri@staff.ubaya.ac.id
Editorial Address
Jl. Raya Kalirungkut - Surabaya 60293 Gedung Perpustakaan Lt. 4
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran
Published by Universitas Surabaya
ISSN : -     EISSN : 27156419     DOI : https://doi.org/10.24123/kesdok
Core Subject : Health, Agriculture,
The term Keluwih comes from keluwih leaf which is one of the symbols of the University of Surabaya. In this symbol, keluwih leaf means high ideals of knowledge (Linuwih). Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (Keluwih: Journal of Health and Medicine) is an online, open access, and peer-reviewed journal. JKKd is published twice a year (December, June; First published in December 2019). This journal aims to disseminate the results of original research, case report, and critical reviews in the fields of health and medicine. This focus and scopes include, but are not limited to a pharmacy, medicine, public health, and health biotechnology fields.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 4 No. 1 (2022): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (December)" : 5 Documents clear
Laporan Kasus: Kista Ovarium Permagna Muhammad Yusuf; Achmadi
Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 4 No. 1 (2022): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (December)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V4i1.5301

Abstract

Abstract—Giant ovarian cyst is a mass on the adnexa with a size of 10 cm before surgery. About 10% of women will have tumor growths on the ovaries and almost all of them are benign. In this case a 50-year-old woman with complaints of an enlarged abdomen, abdominal fullness and malaise. The result of the ultrasonography picture obtained lobed masses with a diameter of 20 cm. After that, a total abdominal hysterectomy operation with bilateral salphyngoophorectomy is performed. The operation went well and the patient went home without any follow-up problems. Lab results found CA 125 levels of 20.87 U/mL, with histological descriptions stating these cysts are benign and contain mucin fluid. Keywords: ovarian, cyst, giant, mucinous, benign Abstrak—Kista ovarium permagna merupakan massa pada adneksa dengan ukuran 10 cm sebelum operasi. Sekitar 10% wanita akan mengalami pertumbuhan tumor pada ovarium dan hampir semuanya jinak. Pada kasus ini wanita berusia 50 tahun dengan keluhan perut semakin membesar, rasa penuh dan tidak enak. Hasil gambaran ultrasonography didapatkan massa berlobus – lobus dengan diameter 20 cm. Setelah itu, dilakukan operasi total abdominal hysterectomy dengan bilateral salphyngoophorectomy. Operasi berjalan dengan baik dan pasien pulang tanpa ada masalah lanjutan. Hasil lab ditemukan kadar CA 125 20.87 U/mL, dengan gambaran histologi menyatakan kista ini jinak dan berisi cairan mucin. Kata kunci: kista, ovarium, mucin, permagna
Pengembangan Mikrosfer Asiklovir menggunakan Kitosan dan Natrium Tripolifosfat: Faktor Suhu Inlet Cynthia Marisca Muntu; Sadono; Melinda Natalia Suwito
Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 4 No. 1 (2022): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (December)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V4i1.5451

Abstract

Abstract—Acyclovir is an antiviral used for the treatment of herpes simplex but it's a short half-life, thereby increasing the administration frequency. To overcome this problem, the acyclovir microsphere system was created with chitosan and sodium tripolyphosphate (NTPP). The formulation used a spray drying method which is influenced by the inlet temperature. Three variations of the inlet temperature are given, i.e. 170 oC (M1), 180 oC (M2), and 190 oC (M3). Physicochemical characterization obtained the same results on the three microspheres. They showed the occurrence of cross-linking between chitosan and NTPP. The average particle sizes of M1, M2, and M3 microspheres were 8.52 µm, 8.92 µm, and 9.83 µm respectively. All microspheres' morphology was spherical with a rough surface. The moisture content of M1, M2, M3 microspheres were 6.63%, 5.49%, 4.63%, respectively. The swelling index of M1, M2, and M3 microspheres obtained from 0.5-4 hours were 143.11-258.86%, 167.26-239.61%, and 152.49-259.60%. The recovery of M1, M2, and M3 microspheres was 33.93%, 47.26%, and 35.09% respectively. The acyclovir encapsulation efficiency of M1, M2, and M3 microspheres were 115.32%, 117.14%, and 111.16% respectively. Dissolution testing showed all three microspheres have the potential for controlled drug delivery systems. The inlet temperature affects the microsphere characteristics and the best inlet temperature was 180 oC. Abstrak—Asiklovir merupakan antivirus yang digunakan untuk terapi herpes simplex karena tingkat selektivitasnya tinggi tetapi waktu paruhnya cepat sehingga meningkatkan frekuensi pemberiannya. Untuk mengatasi masalah ini asiklovir dibuat sistem mikrosfer. Dalam penelitian ini kitosan digunakan sebagai polimer dan natrium tripolifosfat (NTPP) sebagai penyambung silang. Pembuatannya menggunakan metode spray drying yang dipengaruhi oleh suhu inlet, sehingga diberikan tiga variasi suhu inlet yaitu 170 oC (M1), 180 oC (M2), dan 190 oC (M3). Karakteristisasi fisikokimia meliputi identifikasi gugus fungsi, perubahan melting point, dan energi entalpi memperoleh hasil yang sama pada ketiga mikrosfer yaitu terjadinya ikatan sambung silang antara kitosan dengan NTPP. Ukuran partikel rata-rata mikrosfer M1, M2, M3 berturut-turut adalah 8,52 µm, 8,92 µm dan 9,83 µm. Morfologi bentuk ketiga mikrosfer adalah sferis dengan permukaan kasar. Kandungan lembap mikrosfer M1, M2, M3 berturut-turut adalah 6,63%, 5,49%, 4,63%. Indeks pembengkakan mikrosfer M1, M2, M3 yang diperoleh dari 0,5-4 jam berturut-turut adalah 143,11-258,86%, 167,26-239,61% dan 152,49-259,60%. Perolehan kembali mikrosfer M1, M2, M3 berturut-turut adalah 33,93%, 47,26% dan 35,09%. Efisiensi enkapsulasi asiklovir M1, M2, M3 berturut-turut adalah 115,32%, 117,14% dan 111,16%. Pengujian disolusi asiklovir menunjukkan ketiga mikrosfer berpotensi untuk sistem penghantaran obat terkendali. Suhu inlet berpengaruh terhadap karakteristik mikrosfer asiklovir dan suhu terbaik adalah 180 oC.
Risk Factors for Short Stature Among Children Aged 0-24 Months in Surakarta Steven Irving; Bastomy Eka Rezkita; Indah Sagitaisna Putri; Hari Wahyu Nugroho; Neny Ariyana Usman
Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 4 No. 1 (2022): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (December)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V4i1.5313

Abstract

Abstract—This study aims to to examine the risk factors of stunting children aged 0-24 months in Surakata in order to prevent stunting as early as possible. This research was an observational with a cross-sectional study design. This research was conducted in several Integrated Health Post (Posyandu) under the guidance of Sangkrah Health Care, Nusukan Health Care, Pucang Sawit Health Care, Penumping Health Care, and Jayengan Health Care in September- October 2018. Sampling was conducted by by consecutive sampling method. Baby’s body length was measured with an infantometer. Risk factors were obtained through interviews using questionares on mothers. Data analysis was conducted using SPSS version 23 with bivariate test (multiple logistic regression). The total correspondents were 139 samples with 128 samples met the inclusion and exclusion criteria. Bivariate analysis results showed a significant relationship between stunting and risk factors for low birth weight, premature baby, and short maternal height. Multivariate analysis showed that the short mother’s height factor was the most dominant factor influencing stunting. Short maternal stature (height<145cmm) is the most dominant factor influencing stunting in children aged 0-24 months in Surakarta City. Keywords: short stature, risk factors Abstrak—Penelitian ini bertujuan meneliti faktor risiko perawakan pendek pada anak usia 0-24 bulan di Kota Surakarta agar dapat mencegah terjadinya perawakan pendek sedini mungkin. Penelitian ini bersifat observasional dengan desain studi cross sectional. Penelitian ini dilakukan di beberapa Posyandu Balita Binaan Puskesmas Sangkrah, Puskesmas Nusukan, Puskesmas Pucang Sawit, Puskesmas Penumping, dan Puskesmas Jayengan pada bulan September – Oktober 2018. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling. Pengukuran panjang badan bayi dilakukan dengan infantometer. Faktor risiko didapatkan melalui wawancara menggunakan kuesioner pada ibu. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS versi 23 dengan uji bivariat (uji Chi-Square dan uji Fisher-exact), dan uji multivariat (regresi logistik berganda). Total responden adalah 139 sampel dengan 128 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil Analisis Bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara perawakan pendek dengan faktor risiko berat badan lahir rendah, umur kehamilan prematur, dan tinggi badan ibu pendek. Hasil Analisis Multivariat menunjukkan bahwa faktor tinggi badan ibu pendek menjadi faktor yang paling dominan mempengaruhi perawakan pendek. Tinggi badan ibu pendek (tinggi<145 cm) merupakan faktor yang paling dominan memengaruhi perawakan pendek pada anak usia 0-24 bulan di Kota Surakarta. Kata kunci: perawakan pendek, faktor risiko
Kinerja Dan Aktivitas Kader Posyandu Ikan Gurame Di Desa Harimau Tandang Tahun 2022 Selvi Dwi Yolanda; Silvi Rahmadona; Fahrul Roziqin; Rizma Adlia Syakurah
Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 4 No. 1 (2022): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (December)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V4i2.5374

Abstract

Abstract—The Posyandu was established to assist the Puskesmas in providing comprehensive healthcare services to the local community. The effectiveness of these activities is closely tied to the essential role of cadres, contributing to ongoing improvements in Posyandu initiatives. This study aims to describe the performance of the Ikan Gurame Posyandu cadres in Harimau Tandang Village during May and June 2022. Using quantitative methods, data was collected through purposive sampling, combining observations, interviews, and document reviews. The Ikan Gurame Posyandu program involves four dedicated cadres and takes place monthly, focusing on educational sessions, recovery interventions, and providing medications and vitamins. Notably, limited active cadre numbers hinder familiarity with operational standards due to healthcare infrastructure constraints. Cadres also lack specific knowledge about toddler nutrition, impacting their well-being. The hope is that Harimau Tandang Village administration will raise standards, improve facilities, and provide training, enhancing Posyandu cadres' performance. Keywords: cadre performance, health services, posyandu Abstrak—Posyandu didirikan dengan tujuan utama membantu Puskesmas dalam menyediakan layanan kesehatan yang komprehensif bagi masyarakat setempat. Efektivitas kegiatan ini erat hubungannya dengan peran penting yang dilakukan oleh kader, yang berkontribusi pada peningkatan berkelanjutan inisiatif Posyandu. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan kinerja para kader Posyandu Ikan Gurame di Desa Harimau Tandang selama bulan Mei dan Juni 2022. Menggunakan metode kuantitatif, data dikumpulkan melalui pengambilan sampel yang disengaja, menggabungkan observasi, wawancara, dan tinjauan dokumen. Program Posyandu Ikan Gurame melibatkan empat kader yang berdedikasi dan dilaksanakan setiap bulan, berfokus pada sesi edukasi, intervensi pemulihan, serta penyediaan obat-obatan dan vitamin. Perlu dicatat, jumlah kader yang terbatas menghambat pemahaman mengenai standar operasional akibat keterbatasan infrastruktur kesehatan. Kader juga kekurangan pengetahuan khusus tentang gizi balita, yang berdampak pada kesejahteraan mereka. Harapannya adalah bahwa pemerintahan Desa Harimau Tandang akan meningkatkan standar, memperbaiki fasilitas, dan memberikan pelatihan, sehingga meningkatkan kinerja kader Posyandu. Kata kunci: kinerja kader, pelayanan kesehatan, posyandu
Studi In Silico Potensi Metabolit Sekunder Eleutherine palmifolia (L.) Merr. sebagai Inhibitor Protein E6 dan E7 dari Human Papilloma Virus Dinda Fluor Agustin; Mariana Wahjudi
Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 4 No. 1 (2022): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (December)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V4i1.5818

Abstract

Abstract—Human Papilloma Virus (HPV), especially variants 16 and 18, are the causative agents of cervicals cancer. The E6 and E7 proteins are known to play a role in the cervical cancer regulation. Dayak onion plants have been widely used by local people as traditional medicine, including in treating cancer. Until now, there is no known compound or scientific evidence related to its activity of Dayak onion plants against HPV. The plant contains flavonoids, alkaloids, naphtoquinone and several types of polyphenols. Several flavonoids and naphtoquinones from other plants are known to have the ability to treat cancer, especially cervical cancer. In this study, we performed in silico screening of the secondary metabolites, especially the flavonoid and naphtoquinone groups, of Dayak onions which might be active against E6 and E7 proteins of HPV16 and 18. The result showed that there were six flavonoids’ compounds and four naphtoquinone compounds which were predicted as candidates to treat cervical cancer. The Pa values of all compounds, including the positive control, the resveratrol, were less than 0.5 which meant that all compounds showed no activity as anticancer. Analysis of physicochemical, pharmacokinetics, and toxicity predictions exhibited that all compounds could be absorbed, distributed, metabolized, and excreted in human body and non-toxic. Among the ten compounds, only 1,4-Naphthoquinone had weaker interaction with E6 and E7 proteins than resveratrol. Ephicatecin gallate had the strongest binding affinity with protein E6 HPV16 (-7,7 kkal.mol-1) and E7 HPV18 (-7,1 kkal.mol-1), whilst rutin was the strongest interaction with E6 HPV16 (-7,8 kkal.mol-1) and E7 HPV18 (-6,2 kkal.mol-1). As a conclusion, the ephicatecin gallate and rutin compounds of BDayak onion could be used as potent candidat to inactivate the E6 and E7 proteins of HPV 16 and HPV18. The two compounds were also predicted had similarity as medicine and were suitable in bioavailability to be applied as agents for cervical cancer therapy. Keywords: E6 and E7 oncogene proteins, cervical cancer, flavonoid, naphtoquinone, onion dayak Abstrak—Human Papiloma Virus (HPV) varian tipe 16 dan 18 merupakan salah satu penyebab kanker serviks. Protein E6 dan E7 dari HPV merupakan protein utama yang berperan dalam regulasi kanker servix. Tanaman Bawang Dayak telah banyak digunakan secara tradisional untuk mengatasi kanker. Hingga saat ini belum diketahui senyawa atau pembuktian ilmiah terkait khasiatnya pada tanaman Bawang Dayak. Bawang Dayak mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, naphtoquinone dan beberapa tipe polifenol. Beberapa senyawa golongan flavonoid dan naphtoquinone dari tumbuhan lain telah dibuktikan berperan dalam mengatasi kanker, terutama kanker servix. Pada penelitian ini dilakukan skrining secara in silico metabolit sekunder, khususnya golongan flavonoid dan naphtoquinone, dari Bawang Dayak yang berpotensi menghambat protein E6 dan E7 dari HPV16 dan HPV18. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada enam senyawa golongan flavonoid dan dan empat senyawa naphtoquinone yang diduga berpotensi sebagai anti kanker serviks. Nilai Pa kurang dari 0,5 untuk semua metabolit sekunder dan kontrol positif, resveratrol tidak menunjukkan aktivitas. Analisis sifat fisikokimia, farmakokinetik dan potensi toksisitas bagi tubuh menunjukkan bahwa semua senyawa teridentifikasi mampu diabsorbsi, didistribusi, dimetabolisme dan diekskresi dari tubuh dan tidak toksik. Interaksi sepuluh metabolit sekunder Bawang Dayak dengan protein E618 dan E716 menunjukkan bahwa hanya 1,4-Naphthoquinone yang berinteraksi lebih lemah dibandingkan resveratrol. Ephicatecin gallate berinteraksi paling kuat dengan protein E6 HPV16 (-7,7 kkal.mol-1) dan E7 HPV18 (-7,1 kkal.mol-1). Rutin berinteraksi paling baik dengan E6 HPV16 (-7,8 kkal.mol-1) dan E7 HPV18 (-6,2 kkal.mol-1). Berdasarkan hasil analisa, dapat disimpulkan bahwa senyawa ephicatecin gallate dan rutin Bawang Dayak berpotensi sebagai kandidat penghambat protein E6 dan E7 dari HPV 16 dan HPV18. Kedua senyawa juga diduga memiliki kesamaan dengan obat dan secara bioavailibilitasnya cocok jika diterapkan sebagai agen terapi kanker serviks. Kata kunci: bawang dayak, flavonoid, kanker servix, naphtoquinone, protein onkogen E6 dan E7

Page 1 of 1 | Total Record : 5